|
Pemilu Presiden, Legislatif, Pilkada
Mengapa peduli daftar penduduk dan daftar pemilih? 2013-10-29 Setiap 5 tahun menuju Pemilu 2014 (Nasional) dipastikan muncul diskursus menghebohkan yang sama, yaitu percecokan tentang jumlah pemilih. Menuju Pemilu 2014 percecokan ini sudah muncul lagi.
Percecokan menuju Pemilu 2014 dimulai dengan pengeluaran Data Agregat Kependudukan (DAK) pada akhir 2012 oleh Kementerian Dalam Negeri kepada KPU.
Berkah keterbukaan KPU yang langsung menampilkan hasil DAK, maka kita semua mampu meninjau muatan data yang diterima KPU dari Kemdagri tersebut.
Kesan pertama yang dilihat adalah keanehan dalam hal perimbangan penduduk di Pulau Jawa dan wilayah luar Jawa. Sebagai dikenal, sejak zaman dulu penduduk di Pulau Jawa merupakan mayoritas besar dari penduduk di Kepulauan Indonesia. Kecenderungan dalam perkembangan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa dilihat di bawah:
Grafis di bawah menunjukkan jumlah penduduk di Pulau Jawa berdasarkan hasil kependudukan (yang dilaksanakan sebelum setiap Pemilu dan dilihat dengan garis berwarna hijau) dan jumlah penduduk berdasarkan sensus yang dilaksanakan secara teratur oleh BPS (yang ditampilkan dengan warna merah). Tren perkembangan penduduk yang cukup stabil selama hampir 55 tahun setelah Pemilu 1955. Namun pada 2 tahun terakhir, yaitu antara Sensus BPS Tahun 2010 dan DAK/Kemdagri Tahun 2012 ada penurunan secara tajam jumlah penduduk di Pulau Jawa.
Grafis berikut menunjukkan tren dalam perkembangan penduduk di luar Pulau Jawa. Sekali lagi tren perkembangan penduduk cukup stabil selama 55 tahun. Tapi tiba-tiba antar Tahun 2010 dan 2012 jumlah penduduk di luar Jawa meledak sebanyak 18%! Apa yang bisa menghasilkan perubahan dahsyat dalam pola kependudukan di Indonesia ini? Apa dampaknya pada persiapan pemilu dan isu lain menyangkut kebijakan publik dibahas dalam naskah yang dapat di-download
*Pemilu Asia
|
|
|
Back to Top
|